Kalau ditanya trik andalanku pas lagi nawar, jawabannya agak sedikit “nakal” sih. Aku nyebutnya teknik naikin ekspektasi lalu dijatuhin.

Trik Psikologis Tawar-Menawar, Dijamin 99% Deal

Cara mainnya gini:

Ketika mau nawar, aku nggak langsung kasih harga terendah. Misalnya harga barang Rp100 ribu, aku buka di Rp80 ribu dulu. Biasanya sih langsung ditolak mentah-mentah sama penjual.

Nah, di sinilah permainannya dimulai. Aku pura-pura “ngalah” dengan menaikkan tawaran sedikit demi sedikit. Dari Rp85 ribu, lalu Rp87 ribu, Rp88 ribu, sampai Rp90 ribu. Pada titik ini, penjual biasanya udah mulai seneng. Dalam pikirannya, “Wah, bentar lagi deal di harga bagus nih!”

Tapi… di saat itulah aku balik arah. Tiba-tiba aku bilang, “Aduh, setelah dipikir-pikir lagi, kayaknya maksimal cuma bisa Rp82 ribu deh.”

Boom! Harapan penjual yang tadinya melambung ke angka Rp90 ribu langsung jatuh ke Rp82 ribu. Di momen ini, posisi psikologis mereka biasanya goyah. Karena tadinya udah siap-siap dapat harga tinggi, begitu angka turun, mereka jadi lebih mudah mengiyakan tawaran yang sebenarnya lebih rendah dari ekspektasi awal mereka.

Hasilnya? Nggak jarang aku bisa bawa pulang barang di harga Rp85 ribu. Padahal kalau dari awal aku langsung nawar Rp85 ribu, bisa-bisa ditolak habis-habisan.

Memang sih, teknik ini agak licik. Tapi intinya sederhana: mainin ekspektasi lawan. Naikin dulu biar mereka seneng, lalu turunin pelan-pelan dengan alasan yang keliatan wajar.

Trik ini nggak cuma bisa dipakai buat belanja. Misalnya lagi mau minta cuti kerja ke atasan. Awalnya ajukan cuti seminggu. Setelah hampir disetujui, langsung bilang, “Eh, kayaknya cukup 3 hari aja deh.” Dijamin atasan bakal lebih gampang kasih izin, karena dibanding seminggu, 3 hari terlihat jauh lebih ringan.