Perbedaan Pola Pikir Karyawan dan Pengusaha: Cara Mereka Melihat Uang dan Peluang

Ilustrasi, sc: ngopibareng.id

Saya pernah punya pengalaman menarik. Waktu itu saya lagi beli martabak dari seorang penjual keturunan Tionghoa. Karena kondisi lagi sepi, saya diajak ngobrol oleh si koko.

Dia nanya, “Sekarang kamu sekolah atau kerja?”

Saya jawab, “Kerja, Koh. Tapi nanti mau berhenti biar bisa fokus kuliah.”

“Oh bagus, kuliah setinggi-tingginya nggak masalah, yang penting ilmunya bisa dipakai,” katanya.

Saya mengangguk sambil tersenyum. Lalu dia cerita kalau anaknya juga kuliah di salah satu kampus swasta yang cukup terkenal di luar kota. Tapi ujung-ujungnya, dia berharap anaknya tetap melanjutkan usaha martabak keluarganya.

Dalam hati saya mikir, loh… kalau ujungnya disuruh dagang martabak, kenapa harus kuliah tinggi-tinggi? Tapi si koko cuma senyum, nggak menjawab, dan obrolan pun selesai.

Waktu itu saya masih berstatus karyawan, jadi pola pikir saya memang beda. Bagi saya, kuliah tinggi = kerja di kantor bagus atau bahkan cari pengalaman kerja di luar negeri. Sementara bagi pengusaha, kuliah tinggi = bekal ilmu untuk mengembangkan usaha, sekecil apa pun itu.

Si koko percaya, meski anaknya cuma jualan martabak, tapi kalau punya ilmu dan jaringan pergaulan yang luas, pasti usaha itu bisa maju lebih besar daripada sebelumnya.

Saya juga jadi teringat mantan bos saya dulu. Latar belakang pendidikannya hanya SMA, tapi semangat belajarnya luar biasa. Tiap hari dia langganan koran bisnis, baca buku, update informasi ekonomi. Orangnya gaptek, iya. Tapi soal hitung-hitungan bisnis? Jago banget. Nggak heran kalau akhirnya bisa lepas dari kerja sama orang dan berhasil buka usaha sendiri.

Nah, di sinilah letak perbedaan mindset karyawan dan pengusaha.

  • Karyawan biasanya berpikir bagaimana mengatur gaji yang diterima tiap bulan. Misalnya gaji Rp 4 juta, otomatis dipotong kebutuhan hidup bulanan.

  • Pengusaha justru melihat Rp 4 juta itu sebagai modal. Target mereka, bagaimana caranya uang Rp 4 juta hari ini bisa jadi Rp 8 juta bulan depan.

Artinya, karyawan tetap bisa kaya kalau tahu cara mengelola dan mengembangkan uangnya. Sebaliknya, pengusaha juga bisa bangkrut kalau tidak bisa mengatur arus keuangan dengan baik.

Jadi, bukan soal profesi apa yang kamu pilih, tapi bagaimana cara berpikir dan mengelola peluang yang ada